Corsair Dominator GT 2133C9 DDR3 di Platform AMD
Masih segar di ingatan kami, minggu lalu kami me-review
Corsair Dominator GT 2133C9 4 GB Kit. RAM kit yang satu ini cukup spesial bagi kami karena spesifikasinya yang tinggi dan voltage defaultnya yang rendah. Pengujian demi pengujian yang dijalani platform Sandy Bridge tersebut pun dilaluinya dengan stabil tanpa masalah. Namun, timbul pertanyaan di benak kami, ”
Bagaimana bila RAM ini dijalankan di platform yang sama sekali berbeda dari biasanya; AMD misalnya?”.
Rasa penasaran yang sangat besar tersebut membuat kami memutuskan untuk men-setup sebuah pengujian yang tidak biasa kami lakukan: Memory Testing untuk Platform AMD .
Mari kita lihat testbed yang baru saja kami rakit!
* Anda yang ingin mengetahui detail lebih lengkap mengenai modul RAM Corsair Dominator GT 2133C9 ini, dapat melihatnya di review kami minggu lalu *
Testbed Setup
Berikut adalah testbed baru yang kami sediakan khusus untuk pengujian kali ini:
- Prosesor: AMD Phenom II X6 1090T ‘Thuban’
- Motherboard: MSI 870A Fuzion Power Edition
- RAM: Corsair Dominator GT CMT4GX3M2B2133C9 2×2 GB kit
- Graphic Card: MSI GTX460 Hawk Talon Attack 1 GB GDDR5
- Storage: Hitachi 500 GB SATA
- Power Supply: Antec True Power Quattro 1200 W OC version
- Heatsink: Thermalright Venomous X
- Monitor: LG 24”, 1920×1080
Kami sengaja menggunakan prosesor Thuban (dan bukan Deneb), prosesor dengan core Thuban memiliki toleransi yang lebih baik untuk clockspeed memori sistem dibandingkan core Deneb. Pilihan motherboard kami percayakan kepada MSI 870A Fuzion Power, sedangkan dan komponen lain kami samakan dengan testbed biasanya.
Limitasi Testing di platform AMD
Ada alasan khusus kami memilih sistem Intel Sandy Bridge sebagai platform utama pengujian memori. Meskipun
dihantui limitasi BCLK, memory controller Sandy Bridge terkenal cukup tangguh untuk menangani frekuensi memori tinggi (>1800Mhz). Ini sangat berbeda dengan AMD.
Prosesor AMD, walaupun sudah menawarkan support DDR3 sejak dirilisnya Phenom II X4 955BE , sampai hari ini masih memiliki limitasi memory controller. Kebanyakan integrated memory controller (IMC) AMD akan menemui limitnya di frekuensi sekitar DDR3-1700 s/d DDR3-1750Mhz. Limitasi frekuensi ini sangat bergantung kepada kualitas IMC prosesor dan juga kombinasi board + RAM yang digunakan. Adakalanya kami melihat setup AMD yang bisa menjalankan RAM di DDR3-2000+, namun ada juga yang sudah tidak mau berjalan di DDR3-1666Mhz.
Yang membuat keadaan lebih buruk bagi AMD, ada beberapa vendor mobo yang mengalami ‘anomali’ timing memori. Misalnya, di divider memori 1:4, sebuah RAM hanya bisa berjalan di DDR3-1600CL8, sedangkan DDR3-1600 CL7 akan membuatnya berhenti beroperasi. Namun, di divider memori 1:3.33, DDR3-1600CL6 dapat dioperasikan dengan stabil. Kasus ini sering dijuluki “
broken divider” yang terjadi karena masalah kompatibilitas mobo dengan RAM yang dipakai.
Karena alasan tersebut, pengujian frekuensi memori di AMD akan memiliki ruang gerak yang cukup sempit dan juga membutuhkan pengaturan yang tidak sedikit karena tidak adanya XMP (Xtreme Memory Profile).
Kami juga perlu mengingatkan bahwa Corsair Dominator GT 2133C9 divalidasi di lab Corsair menggunakan sistem Intel (baik P55 maupun P67), sehingga tidak pernah ada jaminan bahwa RAM Corsair ini akan berjalan di 2133Mhz di platform AMD.
Jadi, jika ada limitasi frekuensi memori, itu merupakan limit dari IMC dan board yang kami gunakan, bukan dari RAMnya.
Ruang Lingkup Pengujian
Meskipun tadi kami menyebutkan bahwa menguji memori di platform AMD memiliki ruang gerak terbatas dalam hal frekuensi memori, perlu kami utarakan juga bahwa AMD memiliki range setting memori yang luas. Ini disebabkan oleh HTRef Clock (kadang disebut FSB) yang limitnya agak jauh dari default (sangat berbeda dari Sandy Bridge yang BCLKnya sangat terbatas). Variabel setting di sistem AMD pun cukup banyak, masih ada CPU-NB Frequency, HT Link, unganged vs ganged memory mode, dsb. Maka dari itu, untuk mempermudah pengujian ini, kami perlu menerapkan beberapa “rule” , seperti:
- CPU dijaga di clock
3600Mh. Semua power saving dimatikan untuk menyimulasikan keadaan prosesor AMD Phenom II X6 1090T di Turbo Core defaultnya.
- HT Link dijaga sedekat mungkin ke
2000Mhz.
- CPU-NB Frequency di antara
2600Mhz dan
2800Mhz, untuk memanfaatkan ekstra bandwidth yang dimiliki memori.
-
Unganged memory mode only. Semua Timing memory diset manual per channel (DCT0 dan DCT1).
- Vdimm maksimal
1.65 V
- Semua konfigurasi harus bisa melewati pengujian
LinX 0.6.4 64-bit setidaknya
5x loops.
Konfigurasi Memori
Setelah menguji puluhan kemungkinan kombinasi frekuensi memori dan timing serta melewati banyak (sekali) BSOD yang membuat kami terpaksa meng-install ulang OS, akhirnya kami mendapat 3 (tiga) konfigurasi memori paling optimal yang memenuhi persyaratan kami.
a) Konfigurasi 1
CPU: 225 x 16 (3600 Mhz)
CPU-NB: 2700 Mhz
HT Link Speed: 2025 Mhz
DRAM Frequency: DDR3-1800 Mhz
DRAM Timing: 8-8-8-24 ,1 T
b) Konfigurasi 2
CPU: 232 x 15.5 (3600 Mhz)
CPU-NB: 2784 Mhz
HT Link: 2088 Mhz
DRAM Frequency: DDR3-1850 Mhz
DRAM Timing: 8-9-8-24 , 2 T
c) Konfigurasi 3
CPU: 300 x 12 (3600 Mhz)
CPU-NB: 2700 Mhz
HT Link: 2100 Mhz
DRAM Frequeny: DDR3-1600 Mhz
DRAM Timing: 6-8-6-24, 1 T
Frekuensi DDR3-1850 adalah batas atas sistem kami. Kami berusaha menggunakan timing loose seperti 9-10-9-27 2 T, namun sistem kami tidak pernah bisa stabil di frekuensi di atas DDR3-1850 Mhz. Frekuensi 1900 Mhz sempat tercapai namun hanya untuk sebatas benchmark ringan karena tidak stabil sama sekali. Di frekuensi 1850 Mhz, kami terpaksa menggunakan CMD Rate sebesar 2 T dan timing 8-9-8-24.
Kami memutuskan tidak menguji frekuensi 1333-1500 Mhz karena performanya terlalu rendah berapa pun ketat timing yang kami berikan. Timing terketat yang kami dapat di pengujian ini adalah 6-8-6-24 , 1 T yang dicapai dengan frekuensi DDR3-1600 Mhz. Kami pernah mencoba men-setting timing ke 6-7-6 dan 6-6-6 di frekuensi ini namun RAM kami gagal mencapainya dengan stabil.
Untuk setting voltase memori, kami harus menggunakan VDimm 1.65 V untuk mencapai kestabilan. Tampaknya, 2133 Mhz CL9 dengan 1.5 V hanya bisa terjadi di P67 / P55 platform. Hanya konfigurasi DDR3-1800 CL8-8-8-24 yang bisa dicapai menggunakan VDimm 1.6 V, sedangkan sisanya memaksa kami menggunakan 1.65 V.
Selanjutnya, kami akan mem-benchmark performa RAM dengan konfigurasi seperti yang kami sebutkan di atas tadi. Kami juga akan menyertakan performa RAM dalam keadaan default (DDR3-1333CL9-9-9-24 1T, CPU-NB 2000 Mhz) sebagai perbandingan.
Corsair Vengeance 8GB DDR3-1866C9: Performa Tinggi nan Terjangkau
Pada umumnya, kebutuhan akan memori berkapasitas besar bagi pengguna PC perlahan-lahan meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Ukuran 4GB yang selama ini menjadi ‘zona nyaman’ bagi sebagian besar pengguna akan mulai terasa kurang. Keadaan ini dipicu oleh mulai maraknya sistem operasi 64-bit, serta faktor
heavy-multitasking yang kadang dilakukan
power-user. Oleh karena itu, tren penggunaan RAM lebih dari 4GB semakin meningkat.
Tren penggunaan RAM lebih dari 4GB ini pertama kali dimulai saat sistem Intel Core i7 (Bloomfield core) yang menggunakan Triple-channel DDR3 dirilis sekitar penghujung tahun 2008 lalu. Intel Core i7 Bloomfield dengan chipset X58-nya memelopori penggunaan RAM dengan konfigurasi 3x 2GB (6GB Kit). Walau, bagi pengguna chipset P55, yang muncul tidak lama kemudian, konfigurasi RAM 2x 2GB(4GB kit) Dual-channel masih dirasa lebih ‘ideal’ jika dilihat dari segi price/performance.
Platform Sandy Bridge yang muncul baru-baru ini memang masih menggunakan dual-channel DDR3. Namun, banyak pengguna mainstream yang sudah mulai beralih dari konfigurasi 2x2GB(4GB kit), ke 2x4GB(8GB Kit), atau 4x 2GB kit(8GB Kit). Di Indonesia sendiri, konfigurasi RAM 2x 4GB terbukti lebih populer.
Corsair, salah satu vendor modul memori terkemuka yang terkenal dengan seri Dominator-nya, ikut merilis modul dengan konfigurasi 8GB Kit(2x 4GB). Berbeda dengan seri high-end Dominator GT/GTX, yang kadang harganya cukup ‘merusak’ isi kantong, kali ini Corsair memutuskan untuk meracik sebuah modul memori dengan perbandingan price vs performance yang baik. Lahirlah Corsair Vengeance series.
Corsair Vengeance 1866C9 8GB Kit: Spesifikasi
Corsair Vengeance CMZ8GX3M2A1866C9 yang datang ke lab JagatReview ini di-rating untuk berjalan pada DDR3-1866Mhz (atau PC3-15000). Dengan konfigurasi timing 9-10-9-27 2T, pada 1.5V VDimm, dan terdiri dari 2(dua) buah modul yang masing-masing memiliki
density 4GB per keping (total 2x 4GB).
Berikut spesifikasi lengkap RAM ini, seperti yang tertera pada websitenya :
- Memory Configuration : Dual Channel
- Package : Memory Pin : 240 pin
- Speed Rating : PC3-15000(1866Mhz)
- Tested Latency : 9-10-9-27
(Anda bisa melihat informasi lebih lengkap dari website Corsair
di sini)
Ini adalah RAM 8GB Kit pertama yang masuk ke lab JagatReview, dan kami terkesan dengan spesifikasinya. Selama ini, kami hanya melihat RAM 8GB kit yang dirating pada DDR3-1600 dengan CL9 atau CL8. Namun, Corsair terlihat berani dengan menggunakan konfigurasi DDR3-1866Mhz, yang juga disertai dengan voltage rendah, yaitu 1.5V.
Gallery
Berikut ini adalah isi paket penjualan Corsair Vengeance :
Box, bagian depan
Box, bagian belakang
Sepasang modul, masing-masing 4GB (total 8GB), Dilengkapi heatspreader aluminium dan 6-layer PCB
Rated Speed : DDR3-1866Mhz, 9-10-9-27, 1.5V
Tinggi RAM Vengeance, sekitar 20mm lebih tinggi dari RAM biasa tanpa heatspreader
Kingston Genesis DDR3 2133 Mhz: RAM Sandy Bridge Berperforma Tinggi
Tahun 2011 ini, Intel memperkenalkan platform “Sandy Bridge” ke dunia. Adanya perkembangan teknologi terbaru dari Intel ini ikut membuat para produsen memori RAM berlomba-lomba memproduksi seri RAM terbaik mereka untuk mendukung platform tersebut.
Kingston sebagai salah satu produsen memori RAM ternama di dunia tentu tidak mau kalah di dalam persaingan ini. Kingston meluncurkan RAM khusus platform Intel “Sandy Bridge” dari keluarga RAM high-performance miliknya, “Kingston HyperX Genesis DDR3″.
Kami di Jagat Review cukup beruntung, Kingston memberi kesempatan untuk mencicipi kemampuan dari memori RAM Kingston HyperX Genesis 2133 MHz C9 DDR3 ini. Namun, sebelum kita melangkah lebih lanjut dalam proses pengujian, mari kita simak spesifikasi dan tampilan dari seri RAM terbaru Kingston ini.
Spesifikasi
Berikut Spesifikasi dari Memory RAM Kingston HyperX Genesis 2133 C9 ini.
- 240-pin DDR3 2133 MHz
- CAS Latency: 9
- Voltage: 1.65v
- Capacity: 4GB (2GB*2)
- Worldwide lifetime warranty
Feature
- Compatible with new Intel Platform “Sandy Bridge”
- Chipset Heatsink / HeatSpreader Cooler
- 2 Profile XMP
Galery
Kemasan dari Kingston Genesis DDR3 2133 Mhz c9 ini terlihat minimalis dan sederhana dengan kotak plastik seadanya dan manual yang simpel.
Memory RAM Kingston Genesis DDR3 ini menggunakan chip RAM terbaru dari ELPIDA jenis BDBG yang memiliki kompatibilitas yang tinggi dengan platform Intel Sandy Bridge. Spesifikasi resmi terlihat dari label RAM dengan 2133 Mhz dengan latency 9 dan tegangan 1,65 volt.
Corsair Dominator GT 2133C9 4 GB Kit: DDR3-2133Mhz dengan Voltase Rendah
Setelah minggu lalu kami me-review
Corsair Vengeance 1866C9 8GB DDR3, sekarang saatnya menguji “kakak seperguruan” Vengeance yang berasal dari vendor yang sama:
Corsair Dominator GT. Seri Dominator dari Corsair dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan para gamer dan terutama overclocker, di mana clockspeed dan timing dari RAM menjadi krusial untuk mendapat performa maksimal.
Sejak kemunculan Corsair Dominator di masa DDR2 beberapa tahun yang lalu, Dominator selalu identik dengan frekuensi dan timing yang “tidak standar”. Ini menjadikan seri Dominator menjadi populer di kalangan overclocker yang membutuhkan bandwidth ekstra untuk mencapai
record-breaking score yang mereka inginkan. Tidak berhenti di sini, Corsair terus mengembangkan seri Dominatornya untuk selalu menjadi yang terdepan dalam bidang PC Memory, dan
Dominator GT pun lahir.
Seri Dominator GT ini memulai debutnya dengan menjadi salah satu RAM yang tercepat untuk Core i7 9xx (Bloomfield) family, dengan rating DDR3-2000Mhz, CL7-8-7-20. Kemudian juga ada seri Dominator GTX (tepatnya GTX2), yang menjadi RAM pilihan para overclocker hingga hari ini karena kecepatannya yang tinggi dan latency-nya yang rendah. Corsair bahkan merilis RAM yang mungkin dibuat hanya untuk para extreme overclocker yang ingin memecahkan rekor bandwidth, yaitu
GTX6 dengan rating DDR3-2625Mhz, atau PC-21000. Modul-modul Corsair Dominator GTX ini begitu spesial sampai-sampai ketersediaannya di pasaran pun sangat terbatas.
Kembali lagi ke seri Dominator GT, RAM yang dikirimkan Corsair ke lab kami ini adalah
Corsair Dominator GT 2133C9 4GB DDR3, dengan nomor model
CMT4GX3M2B2133C9. Mari kita lihat bersama spesifikasi RAM ini!
Spesifikasi – Corsair Dominator GT 2133C9 4GB
Corsair Dominator GT CMT4GX3M2B2133C9 yang datang ke lab Jagat Review ini dirating untuk berjalan di
DDR3-2133 Mhz (atau
PC3-17000), dengan timing
9-10-9-27 2T, pada
1.5V VDimm, dan terdiri dari
2 (dua) buah modul yang masing-masing memiliki
density 2 GB per keping (total
2x 2 GB).
Kami belum menemukan informasi modul yang kami miliki (CMT4GX3M2
B2133C9) di website resmi Corsair, tapi kami menemukan modul yang mirip, yakni CMT4GX3M2
A2133C9. Perbedaan versi “A” dan “B” di sini adalah: versi yang kami terima (B) memiliki voltage default lebih rendah, yaitu 1.5 V. ( versi “A” memiliki rating sama namun dengan voltage default 1.65 V).
Berikut ini spesifikasi lengkapnya :
- Memory Configuration: Dual Channel
- Speed Rating: PC3-17000 (2133 Mhz)
- Tested Latency: 9-10-9-27
DDR3-2133 Mhz dengan hanya 1.5 V?
Wow! Biasanya RAM berkecepatan tinggi di-rating dengan voltage 1.6 s/d 1.65 V, namun modul yang datang dari Corsair kali ini di-rating untuk berjalan di voltage rendah, cukup
1.5 V saja.
Selain memiliki spesifikasi tinggi, Corsair juga memberikan sedikit
enhancement di RAM Dominator GT yang tidak terdapat di RAM lainnya, antara lain:
- Heatspreader DHX+ : Tidak seperti heatspreader di RAM biasa, heatspreader dari Corsair Dominator GT ini terdiri dari dua bagian, yaitu heatsink atas, dan heatspreader samping. Heatsink atas ditempelkan di heatspreader samping dengan bantuan thermal pad dan sekrup. Yang unik adalah unit heatsink atas ini upgradeable. Corsair sendiri memberikan upgrade berupa Dominator Extended Pins yang bisa dibeli di Corsair Online Store, atau jika Anda seorang extreme overclocker, Anda bisa memasangkan k|ngp|n Dominance Memory Cooler untuk mendinginkan memori ini dengan LN2. Sebagai tambahan, desain DHX+ ini juga dibuat berdasarkan konsep “thermally enhanced memory module” sehingga PCB di RAM ini dirancang khusus untuk membantu pelepasan panas dari modul memori bersamaan dengan heatspreader-nya.
- DHX Pro Connector: Setiap modul dari RAM Dominator GT ini juga dilengkapi satu buah konektor khusus, yang disebut sebagai DHX Pro Connector. DHX Pro connector ini nantinya dapat disambungkan ke sebuah panel bernama Corsair AirFlow Pro , yang dapat men-display aktivitas dan juga temperatur memori. **Kami akan secara spesifik membahas penggunaan panel AirFlow Pro ini di artikel selanjutnya**
Nah, membahas spesifikasi saja nampaknya kurang menarik. Mari kita langsung lihat lebih dekat modul memori ini beserta paket penjualannya!
Corsair Dominator GT 2133C9 4 GB Kit: DDR3-2133Mhz dengan Voltase Rendah
Galeri
RAM ini datang dengan kemasan yang agak berbeda dari seri Vengeance karena terdiri dari dua boks terpisah, satu untuk modul memori, dan satu untuk fan (Corsair AirFlow), yang disatukan dalam sebuah
blister pack.
Sepasang modul Dominator GT siap mendominasi benchmark!
2x 2 GB , 2133 Mhz, CL9-10-9-27 , 1.5 V
DHX Pro Connector
Kingston HyperX Genesis DDR3-2133Mhz Extreme Overclocking
Anda para PC Enthusiast dan Overclocker, pastinya pernah mendengar nama
HyperX , yang identik dengan modul RAM berperforma tinggi dari produsen RAM ternama,
Kingston. Di tahun 2011 ini, Kingston masih berusaha memberikan solusi terbaik RAM untuk overclocker, salah satunya dengan meluncurkan
Kingston HyperX Genesis Special Edition Grey 2133Mhz atau biasa disingkat dengan nama
HyperX Genesis 2133Mhz.
Dalam
test overclocking kami yang sebelumnya, RAM ini menunjukkan potensi overclocking dan tweaking yang cukup baik. RAM seri ini pun diberi kepercayaan untuk menangani kebutuhan para extreme overclocker yang mengikuti kompetisi overclocking tingkat nasional bahkan internasional, seperti
MSI MOA 2011 Indonesian Qualifier dan
MSI MOA 2011 APAC Regional Final.
MSI MOA 2011 Indonesian Qualifier, salah satu lomba overclocking nasional yang menggunakan Kingston HyperX Genesis 2133Mhz.
Mengingat ketangguhan RAM Kingston HyperX Genesis dalam menangani overclocking, kami tertantang untuk memaksa RAM ini dengan cara yang sangat ekstrem,
mendinginkannya dengan Liquid Nitrogen!
Ruang lingkup, platform, dan Metode Pengujian
Overclocking Extreme pada memori memiliki
scope dan variabel pengujian yang sangat luas, maka dari itu untuk mempermudah pengujian extreme overclocking kali ini, kami menetapkan ruang lingkup testing pada:
- Mencari clock DDR3 tertinggi yang bisa dicapai (a.k.a suicide clock) dan melakukan validasi CPU-Z.
- Mencari kombinasi frekuensi vs timing terbaik untuk menjalankan benchmark AIDA64 Memory Benchmark dan SuperPi 32M.
Pada target kami yang pertama, mencari clock memori tertinggi, terlihat bahwa platform terbaik untuk menjalankan pengujian ini adalah Intel P55 dengan prosesor Intel ‘Lynnfield’ seri 8xx atau bisa juga dengan menggunakan AMD Llano. Kedua platform ini terkenal mudah dalam menjalankan DDR3-2400 bahkan lebih. Namun sayangnya pada saat pengujian akan dilangsungkan, kami tidak memiliki platform ‘ideal’ seperti yang tertera diatas, sehingga kami terpaksa harus menggunakan platform Intel Sandy Bridge, satu-satunya platform yang tersedia pada waktu itu.
Meskipun platform Intel Sandy Bridge dapat menjalankan RAM dengan stabil pada clock 2133Mhz untuk penggunaan daily 24/7, namun tuning/tweaking range dari platform ini sangatlah terbatas, yang disebabkan karena limitasi base clock (BCLK) dari prosesor Sandy Bridge.
Anda bisa mencari tahu mengenai batasan tersebut lebih lengkap di sini. Intinya, limitasi BCLK CPU ini akan sangat membatasi pencapaian clock RAM juga, sehingga platform Sandy Bridge sebenarnya bukanlah platform yang terbaik untuk mencari clock memori tertinggi. Meskipun demikian, kami tetap mencoba mencari clock tertinggi dari RAM ini di platform Sandy Bridge, dengan bantuan LN2 pada CPU untuk membantu ‘mendongkrak’ BCLK CPU kami.
Setup Sistem I + mounting K|ngp|n Dominance RAM Pot
Setup yang kami gunakan pada pengujian Highest Memory Clock adalah sebagai berikut:
- CPU: Intel Core i7-2600K
- Motherboard: Gigabyte P67A-UD7
- RAM: Kingston HyperX Genesis Special Edition Grey 2133Mhz, Single Channel(1x2GB)
- VGA: DA 8600GT
- SSD: Kingston SSDNow V 64GB
- PSU: Antec TPQ-1200W
- Cooling: 2.5” Semi-solid LN2 Copper Pot for CPU + LN2 RAM Pot
Memasang container (pot) LN2 pada RAM memerlukan langkah-langkah yang berbeda dibandingkan cara mounting LN2 Container (Pot), terutama langkah-langkah insulasinya, seperti yang kami lakukan di bawah ini:
(klik untuk memperbesar)
Result : Highest memory clock
Seperti perkiraan kami sebelumnya, limitasi BCLK yang ada di platform Sandy Bridge sangat membatasi pencapaian clock memori kami. Memberi LN2 pada CPU kami sedikit membantu pencapaian BCLK kami menjadi 110Mhz-an. Selanjutnya, dengan menggunakan memori dengan konfigurasi single-channel, kami dapat ‘mengais’ sekitar 0.4 Mhz lagi (dari 110.2 menjadi 110.6 Mhz). Clock akhir yang kami dapatkan adalah
1179.6Mhz (DDR3-2359Mhz), memberi timing yang luar biasa longgar (10-13-10-30 2T) dan mendinginkan RAM ini menggunakan LN2 nampaknya tidak membantu pencapaian clock yang lebih tinggi lagi.
CPU-Z Validation
Setelah beristirahat sejenak, kami langsung menuju ke pengujian kedua:
Highest Memory Bandwidth AIDA64 + SuperPi 32M.
Tambahan:
Secara kebetulan, kami menemukan Kompetisi Overclocking online,
GEIL FFA Overclocking Challenge, yang terdapat di HWBOT.org dan memutuskan untuk mensubmit pencapaian clock kami pada kategori
Memory Clock di kompetisi tersebut. Ternyata pencapaian clock RAM sebesar
1179.6Mhz yang kami raih mampu menduduki posisi kedua pada kompetisi tersebut, dengan beda sekitar 3Mhz dari posisi pertamanya.
Kingston HyperX T1 DDR3-1600 Triple Channel 12GB Kit
X58 merupakan platform yang sudah cukup berumur, tetapi masih cukup banyak user yang menggunakannya, terutama bagi pengguna yang menyukai ukuran RAM yang besar. Untuk memenuhi kebutuhan user-user seperti ini, Kingston menyediakan RAM triple channel kit
Kingston HyperX T1 DDR3-1600 12GB. Perlu diketahui, standar kecepatan memori bagi platform X58 adalah
DDR3-1066. Jadi, standar kecepatan yang diberikan Kingston pada kit yang kami terima ini termasuk cepat, apalagi jika mengingat ukurannya yang cukup besar, yakni 12GB (4GB per modul).
Mari lihat spesifikasi dan paket penjualan RAM ini lebih dekat:
Spesifikasi
- 240-pin DDR3 1600 MHz
- CAS Latency: 9
- Voltage: 1.65v
- XMP Supported
- Capacity: 12GB (4GB*3)
- Worldwide lifetime warranty
Screenshot di bawah ini akan memaparkan timing yang lebih detail dari profil XMP RAM ini:
* klik untuk memperbesar *
Paket penjualan
RAM ini dikemas dengan kemasan blister pack khas Kingston, tanpa perlengkapan yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar